Lembaga Survei Poltracking Indonesia mengukur tingkat elektabilitas 3 pasang calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk Pilpres 2024. Hasilnya duet Ganjar Pranowo dan Erick Thohir berhasil mengungguli kandidat potensial lainnya.
Poltracking membuat simulasi pasangan Ganjar-Erick Thohir melawan Prabowo-Cak Imin dan Anies-AHY. Dari tiga poros tersebut, pasangan Ganjar-Erick teratas dengan elektabilitas mencapai 30.4%.
“Dalam simulasi 3 pasangan capres-cawapres, Ganjar-Erick Thohir memperoleh angka elektabilitas tertinggi di angka 30,4%,” terang Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda, Jumat (28/4/2023).
Sementara duet Prabowo dan Cak Imin hanya berhasil mengumpulkan elektabilitas sejumlah 30.2%. Terakhir ada duet yang diusung Koalisi Perubahan yaitu Anies-AHY meraih elektabilitas senilai 21.9%.
“Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar meraih elektabilitas 30.2% diikuti Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono 20,3%,” terangnya.
Keunggulan Ganjar-Erick Thohir ditengarai karena peran Erick sebagai cawapres yang mampu menggenjot suara pasangannya secara signifikan. Sebab dalam pengukuran secara individu, Erick Thohir menjadi cawapres dengan elektabilitas tertinggi.
“Dalam simulasi 10 nama cawapres, Erick Thohir memperoleh angka elektabilitas tertinggi di 17.1%, diikuti Sandiaga Salahuddin Uno 15.5%, dan Ridwan Kamil 13.5%,” terangnya.
Erick mampu memberi kontribusi elektoral untuk pasangannya. Terbukti Ganjar hanya mampu bersaing menang saat berduet dengan Erick. Adapun saat dengan Sandiaga, Ganjar kalah ada di posisi kedua di bawah Prabowo-Erick Thohir. Ganjar-Sandi meraih 28.4% kalah dari Prabowo-Erick 30.3%.
Survei Poltracking Indonesia dilakukan pada Februari, Maret, dan April 2022 dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Pengambilan data terbaru pada April dilakukan pada tanggal 9-15 April 2023. Jumlah sampel dalam tiap survei ini adalah 1220 responden dengan margin of error +/- 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%.